Sambil mencuci kendaraan 'delivery' milik perusahaan di mana dia bekerja, pemuda ini bercerita denganku kemarin pagi di depan pusat penjualan komputer terbesar di Surabaya, hari Rabu kemarin - 21 Desember 2011.
Mengalami pahitnya perjuangan hidup setelah ayahnya meninggal dunia. Berjuang sejak dia bersekolah, dia hampir dikeluarkan karena 5 bulan tidak membayar SPP.
Tetapi lewat lomba ilmu bela diri yang diikutinya (walau sempat diragukan oleh Kepala Sekolah), dia mendapat bea siswa, dan melanjutkan sekolahnya. Diapun juga pengalaman berjualan di malam hari sebagai 'side kick' sebuah kios.
Setelah menikah, dia memiliki usaha sablon, dengan 2 karyawan. Menerima pesanan berbagai undangan, brosur dan lain-lain. Bukan tanpa kepahitan - pernah ditipu teman bisninya, memesan barang tak diterimanya, jumlahnya jutaan.
Selalu ingat perjuangan hidupnya, pernah dikhianati teman yang selalu berdua dengannya di tempat kerja. Pernah menerima fitnahan dan harus menebusnya.
Banyak liku-liku perjalanan hidup, dari seorang pemdua, 'calon ayah', karena istrinya sedang mengandung anak pertama mereka.
Ku minta nomor hapenya dan akan kuusahakan kelak bertemu dengannya lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar