Ini peristiwa yang tak bisa kulupakan. Biasanya kalau habis hujan, maka di daerah rel kereta api, kami punya permainan menarik. Selain bermain layang-layang, aku suka main 'plorotan gedebok pisang'.
Cara mainnya :
1. Kami memotong batang pisang (= itulah disebut gedebog).
2. Gedebog itu kami naikkan ke atas (dekat rel). Di bagian sisi lain, ada tanah yang menurun ke bawah. Di bagian bawah ada genangan air - bekas hujan.
3. Kami ber 2 atau ber 3, naik di atas gedebog itu.
4. Kemudian kami berteriak, dan menerjunkan gedebog itu ke bawah, hingga kena air. Muncrat, kami tertawa-tawa.
5. Setelah puas, gedebog tadi kami angkut ke atas, dan mengulangi lagi urutan nomor 3.
Demikian seterusnya berulang-ulang.
(Aku cari di Google, "Prosotan pisang" gak ada, adanya "Prosotan biasa", akhirnya aku teringat : ini gambar mainan orang2 jaman sekarang - namanya "banana boat", memang lebih canggih, tapi punya kami tak kalah asyikkk...)
Tetapi naas, pada hari itu, karena kami kurang bisa mengendalikan 'kendaraan' kami, maka terjadi suatu belokan mendadak. Dan, kaki kiriku (lupa) terkena duri yang cukup banyak. Aku pulang ke rumah sambil menahan sakit. Sesampai di rumah, aku dibantu papaku mencabuti duri-duri itu dari kakiku, satu demi satu. Sambil diomeli / dimarahi tentunya.
Itu yang kuingat hari ini, dan kutulis juga di blog khusus untuk almarhum papa dan mamaku di sini. Juga blog Yossusansammy di Wordpress.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar