Minggu, 03 April 2011

Loper Majalah

Sewaktu aku masih duduk di bangku SD, di depan rumahku yang pertama (Jl. Raya II Ngunut), setiap sore selalu ada seorang bapak loper koran yang beristirahat di depan toko hijau, di seberang jalan.

Dia melepas lelah sambil menghisap rokok-nya dengan santai. Dia memang harus beristirahat, sebab baru saja mengayuh sepedanya dari kota Tulungagung (sekitar 13 km dari desa Ngunut).

Yang menyenangkan aku dan membuatku selalu menghampiri bapak ini adalah : dia selalu membawa setumpukan majalah-majalah baru dan koran-koran hari itu. Dia memang penjual koran. Aku memang tidak selalu punya uang untuk membeli majalah2 itu, tetapi cukup melegakan jika bisa 'mengintip' apa isinya.

Memang, pada waktu itu majalah, tabloid tidak sebanyak sekarang. Tapi, membaca adalah hobiku ! Dan, kadang jika pas punya uang, papaku (Gunawan) membelikan aku majalah-majalah itu yang sangat kunikmati : BOBO, KAWANKU, dsb.

(Kalau majalah HAI, aku tidak mampu beli, sering pinjam tetanggaku - teman SD - namanya Wicuk / Wicaksono).

Banyak majalah-majalah yang sangat mendorong semangatku untuk 'maju' hingga hari ini :

- MAJALAH HAI - penuh dengan cerita2 dan komik2 yang tak pernah kulupakan : Pendekar Trigan, Arad Maya, dan lain-lain.
- MAJALAH SENANG - berisikan cerita-cerita yang mendebarkan hati, walau gambarnya hanya 1 atau 2 saja.
- MAJALAH EPPO - penuh dengan komik2 luar negeri : STORM, Roel Djikstra, dan banyak lagi. Aku kenal dengan bahasanya / bunyi2an yang aneh : BOOM, RATTATTATA TATTA ,dsb!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar